PALANGKA RAYA/Corong Nusantara– Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Palangka Raya Renson melalui Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Veteriner (Kesmavet) Sumardi mengingatkan, masyarakat khususnya para pelaku usaha peternakan unggas untuk mewaspadai merebaknya virus Newcastle Disease (ND) atau lebih dikenal penyakit tetelo yang kerap menyerang unggas.
“Penyakit tersebut biasanya mewabah pada saat musim peralihan seperti saat ini. Sama seperti manusia, perubahan cuaca akan mudah memicu terserang flu. Demikian pula pada unggas,” kata Sumardi kepada Tabengan, Kamis (23/6/2022).
Penyakit tersebut, jelas Sumardi, lebih sering menyerang hewan unggas ayam dengan gejala klinis seperti terkena pilek (hidung berair dan tersumbat), mengorok, sayap turun lemas terkulai, kaki terseret, sampai kepala terkulai atau melipat.
“Pada unggas muda, serangan ini dapat segera berakhir dengan kematian, sedangkan pada unggas dewasa, kematian biasanya terjadi 2 sampai 3 hari setelah gejala pertama kali terlihat. Penyakit ini sangat berbahaya bagi ternak dan mudah menular. Satu saja yang terinfeksi maka mampu menulari satu kandang, apabila tidak segera ditangani,” bebernya.
Karena penyakit tetelo ini disebabkan oleh virus, maka langkah yang bisa dilakukan masyarakat adalah dengan memperkuat imunitas hewan ternak melalui vaksinasi.
“Segera pisahkan ternak kita yang sakit, agar tak menulari kawanan ternak yang lain. Juga jangan lupa rutin memberikan vitamin ataupun vaksinasi kepada ternak guna meningkatkan imun mereka, serta menghindari kerugian bagi para peternak,” kata Sumardi.
Baru-baru ini, Tabengan melihat salah satu postingan masyarakat di media sosial yang melaporkan adanya kasus kematian mendadak ternak unggas dengan jumlah banyak. Dengan indikasi yang ada, masyarakat tersebut juga khawatir jika ternak unggasnya terserang virus flu burung yang berbahaya.
“Laporan yang masuk ke kami terkait hal tersebut, hingga sekarang belum ada. Sebenarnya berbahaya jika memang flu burung sampai menyerang, karena bisa menulari manusia,” ungkap Sumardi.
Selama ini, diakuinya kasus flu burung sebenarnya pernah terjadi di Kota Palangka Raya pada 2009 silam. Namun, karena berhasil segera terdeteksi dan ditangani, penyebarannya bisa dihentikan.
“Kemungkinan besar kasus yang dialami masyarakat itu karena virus ND atau tetelo. Tapi alangkah baiknya jika ada kasus kematian ternak dalam jumlah besar segera laporkan ke Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan maupun pada penyuluh peternakan di setiap kelurahan,” sebutnya.
Masyarakat juga bisa melapor melalui SMS ataupun telepon kepada UPT Yankeswan/Yankesmavet di nomor 082350823335. rgb