PALANGKA RAYA/Corong Nusantara – Rektor Universitas Palangka Raya (UPR), Dr. Andrie Elia, SE, M.Si menegaskan, terdapat 8 penerapan dalam Indikator kinerja utama (IKU) yang menjadi salah satu bentuk pencapaian setiap perguruan tinggi terhadap implementasi program Merdeka Belajar dan Kampus Merdeka (MBKM)
Delapan penerapan dalam IKU tersebut adalah lulusan mendapat pekerjaan layak, mahasiswa mendapat pengalaman di luar kampus, dosen berkegiatan di luar kampus, praktisi mengajar di dalam kampus, pemanfaatan hasil kerja dosen, program studi bekerja sama dengan mitra kelas dunia, kelas yang kolaboratif dan partisipatif dan pogram studi berstandar Internasional.
“Pada dasarnya terdapat 8 penerapan dalam IKU dan tahun kemarin, UPR mendapat rangking satu dalam IKU Kategori 7, yakni Kelas yang kolaboratif dan partisipatif. Kedepannya kita akan targetkan dalam kategori IKU lainnya,” ucap Andrie Elia, saat dibincangi Tabengan di gedung Rektorat UPR, jalan Hendrik Timang, Jumat (14/1).
Kendati demikkan, kategori IKU kelas yang kolaboratif dan partisipatif atau IKU 7, yakni terbentuknya kelas yang kolaboratif dan partisipatif, sehingga tidak lagi fokus utamanya adalah dosen. Bahkan dalam kategori tersebut, UPR dinilai berhasil dalam pelaksanannya dalam proses perkuliahan yaitu mahasiswa aktif dalam mengisi kelas.
“Mahasiswa di dalam program Kampus Merdeka akan ikut terlibat dalam membangun suasana kelas. Demi mendukung terciptanya pembelajaran yang efektif dan sesuai standar baru dari Kemendikbud. Apalagi mahasiswa lebih aktif bertanya dan lebih aktif dalam mencari referensi pembelajaran. Keaktifan mereka akan mendorong setiap mahasiswa belajar secara mandiri. Hasilnya tentu lebih efektif, karena mereka terbiasa untuk berusaha memahami materi sebaik mungkin,” ujarnya.
Disisi lain, Wakil Rektor bidang Akademik, Prof. Dr. Ir. Salampak Dohong, MS berharap, program MBKM, penerapan kelas kolaboratif dan partisipatif lebih banyak menekankan kegiatan praktek. Sehingga kelas akan didominasi oleh evaluasi berbasis proyek dan metode studi kasus.
“Dalam materi ini, posisi dosen akan lebih sebagai pemberi motivasi dan arahan kepada mahasiswa untuk kreatif dalam bekerjasama, karena saat ini materi kuliah bisa diambil di internet. fokusnya lebih kepada bagaimana mahasiswa tersebut mengembangkan kemampuannya, keaktifannya, skill berbicara, menerima masukan dan menyelesaikan kasus yang dihadapi. Kuncinya, bagaimana mahasiswa berpikir kreatif dalam menyelesaikan masalah,” tandasnya.
Proses tersebut, sambungnya, akan menilai skill, komunikasi, ketangkasan, mencari solusi, menerima masukan mahasiswa tersebut. Pasalnya, kelebihan tersebut yang saat ini diperlukan dalam dunia usaha. “Kedepannya, pak rektor menyampiakan kepada kita seluruh jajaran petinggi rektorat hingga tingkat kabupaten dan satuan kerja terbawah, untuk mempertahankan hal tersebut. Selain itu mencapai program IKU yang lainnya,” pungkasnya. nvd