Teras Dukung Pengembangan Perikanan Darat

PALANGKA RAYA/Corong Nusantara Kalimantan Tengah memiliki 11 sungai besar, 26 rawa, dan danau yang potensial dikembangkan lebih baik lagi. Hal yang sama juga mendorong kesadaran untuk mengelola potensi yang ada di Kalteng. Mulai dari 11 sungai besar yang membentang beserta daerah rawa yang potensial dipakai untuk pengembangan perikanan darat.

Itu disampaikan Anggota DPD RI Daerah Pemilihan Kalteng Agustin Teras Narang, saat menjadi narasumber sekaligus membuka webinar bertemakan Pengelolaan Sumber Daya Perikanan Darat Berkelanjutan di Kalteng.

Lebih menggembirakan lagi, ada penandatanganan kerja sama pengembangan ilmu di bidang perikanan antara Badan Karantina Ikan Pengendalian Mutu dan Keamanan (BKIPM) Kementerian Kelautan dan Perikanan bersama Fakultas Perikanan Universitas Kristen Palangka Raya (UNKRIP).

Teras menyampaikan, penandatanganan dilakukan oleh Kepala Stasiun Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Palangka Raya Iromo dan Dekan Fakultas Perikanan UNKRIP Dr Infa Minggawati.

BKIPM sebagai badan yang berperan memastikan kesehatan ikan serta memberikan jaminan mutu pada produk perikanan, mempunyai kepentingan bersama banyak pihak untuk menjaga sektor perikanan.

“Saya turut mengapresiasi kerja sama dari kedua belah pihak yang bekerja sama. Ini momentum baik bagi pengembangan sektor perikanan, khususnya perikanan darat di Kalteng. Potensi ini juga hendaknya dijadikan momentum oleh pemerintah daerah bersama seluruh pihak terkait untuk membangkitkan potensi perekonomian yang tertidur. Terlebih hadirnya program Food Estate yang diniatkan memperkuat ketahanan dan kedaulatan pangan kita,” kata Teras, Rabu (15/9).

Gubernur Kalteng periode 2005-2015 ini mengenang sejarah berdirinya kementerian, yang khusus menangani kelautan dan perikanan, sebagai kesadaran akan besarnya potensi maritim Indonesia. Sehingga menjadi tepat sekali kerja sama yang dilakukan oleh BKIPM bersama UNKRIP. Khususnya bagaimana meningkatkan potensi perikanan darat di Kalteng. Banyak tantangan dan masalah dapat diurai lewat kerja sama ini dan pada akhirnya mendukung peningkatan potensi perikanan.

“Tentu diharapkan dapat menjawab persoalan ancaman kerusakan sumber daya perairan. Ini kita paham betul akibat dari berbagai macam aktivitas, termasuk penambangan liar baik di pinggir sungai maupun di daratan yang lalu mengalirkan bahan-bahan kimia ke perairan. Belum lagi menjawab masalah penangkapan ikan yang tidak diharapkan terjadi dan tidak ramah lingkungan. Seperti aktivitas penangkapan ikan yang menggunakan sarana yang tidak tepat,” katanya.

Kerja sama ini, kata Teras, diharapkan bermanfaat bagi kedua instansi serta kepentingan negara dan terlebih bagi masyarakat Kalteng. Kajian mendalam berkenaan penurunan kualitas sumber daya alam dan lingkungan termasuk penurunan sumber daya perikanan juga kiranya jadi perhatian.

Diharapkan ada berbagai kebijakan yang berpihak pada dunia perikanan dan pengembangannya yang berkelanjutan. Agar hal ini juga menjawab masalah seperti aktivitas penangkapan ikan atau over fishing yang tidak sehat.

Selain itu, kesadaran akan adanya era disrupsi dan shifting yang kian cepat di era pandemi, mesti mendorong hadirnya inovasi. Termasuk dalam penguatan penyuluhan serta pembudi daya ikan, memperdalam wawasan agribisnis di kalangan pelaku usaha, menghadirkan regenerasi pelaku usaha perikanan di kalangan muda, hingga menghadirkan teknologi perikanan yang tepat guna.

Bukan lagi eranya membangun sektor perikanan dengan cara biasa atau business as usual. Kita sudah mesti bergerak dengan cara tak biasa atau business not as usual. Perlu langkah kreatif dan inovasi serta sinergi. Diharapkan kerja sama BKIPM Palangka Raya dan Fakultas Perikanan UNKRIP ini adalah titik awal. Terlebih dalam memperkuat kedaulatan pangan, memajukan Kalteng serta bangsa Indonesia. ded

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *