PALANGKA RAYA/Corong Nusantara- Anggota DPD RI Daerah Pemilihan (Dapil) Kalimantan Tengah (Kalteng) Agustin Teras Narang kembali menjadi narasumber webinar yang dilaksanakan Universitas Kristen Palangka Raya (UNKRIP), baru-baru ini.
Webinar yang digagas Fakultas Peternakan UNKRIP ini turut menghadirkan sejumlah narasumber lainnya, seperti Rektor UNKRIP Benius, Dekan Fakultas Peternakan UNKRIP Herlinae Torang, Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Peternakan (DTPHP) Kalteng Sunarti, Akademisi Universitas Padjadjaran (Unpad), yang juga Ketua Umum Asosiasi Monogastrik Indonesia Sauland Sinaga, dan Ahli Virologi Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana I Gusti Ngurah Kade Mahardika.
Pada kesempatan itu, senator asal Kalteng ini menyampaikan apresiasi kepada UNKRIP khususnya Fakultas Peternakan yang aktif menjalankan tri dharma perguruan tinggi melalui kegiatan webinar. Salah satunya, lewat webinar bertema Sosialisasi Kesiapan Menghadapi Gelombang African Swine Fever (ASF), sebuah virus yang menyerang ternak babi dan telah menjadi ancaman peternak babi secara nasional.
Teras Narang mengatakan, kita sudah lelah dengan ancaman virus Covid-19, sementara ternak pun terancam dengan beragam virus, salah satunya ASF. Virus ini menyerang pada ternak jenis babi, sehingga berdampak mengganggu ekonomi masyarakat.
Dialog dengan para peternak babi secara langsung, ASF telah menjadi ancaman serius yang perlu diantisipasi mengingat dampaknya yang luar biasa dan dapat menimbulkan kematian ternak dalam satu kandang sekaligus.
“Perlindungan pada peternak perlu dilakukan. Mengingat kepentingan perekonomian juga akan terpengaruh. Berkurangnya pasokan akan menimbulkan peningkatan harga atau peralihan pola konsumsi daging yang bisa memicu juga kenaikan pada komoditas daging ternak lainnya. Paparan dan tataran teknis dari para akademisi sudah disampaikan. Diharapkan dari UNKRIP dan Pemerintah Kalteng juga mengambil langkah sinergi untuk merumuskan kebijakan pencegahan penyebaran virus ini,” kata Teras, saat menyampaikan hasil webinar terkait dengan masalah peternakan melalui rilisnya, Minggu (17/10).
Teras menekankan, kebijakan ini perlu dimulai dari ranah teknis dan perencanaan yang baik. Perlu ada langkah aksi dalam waktu sesingkat-singkatnya, karena penyebaran virus ASF ini sudah ada di hadapan. Tidak bisa menghindari keadaan yang memang terjadi di Kalteng. Kita harus deklarasikan dan sampaikan edukasi pada para peternak ini agar wabah tidak meluas.
Khusus bagi Fakultas Peternakan UNKRIP, pesan Teras, waktunya bekerja sama dengan instansi terkait, dengan para pakar yang tahu persis masalah pencegahan. Kebersamaan, gotong royong dan kolaborasi adalah kata kunci dalam mengatasi penyebaran virus ASF yang menyerang ternak babi. Tidak mungkin setiap masalah wabah hanya diselesaikan dinas terkait dan dokter hewan terkait, atau dari peternak saja.
Gubernur Kalteng periode 2005-2015 mengungkapkan, perlu dibuat semacam MoU untuk mengatasi permasalahan ini. Ini bukan hanya masalah daerah, tapi juga masalah nasional. Forum DPD RI juga akan mengangkat permasalahan ini untuk jadi perhatian nasional. Ini bukan masalah di satu daerah, bukan masalah babi saja, tapi berkaitan dengan ekonomi masyarakat. Ini adalah kepedulian untuk melakukan upaya menghindari menyebarnya ASF.
“Tetap semangat jaga terus kesehatan seluruh pihak termasuk peternak. Penyebaran virus ASF adalah fakta yang terjadi di daerah kita. Mari sekali lagi kita bersama-sama mengatasinya. Kalau bukan kita siapa lagi. Kalau tidak sekarang kapan lagi,” ujar Teras. ded