PALANGKA RAYA/Corong Nusantara – Stagflasi diduga akan melanda sejumlah negara termasuk Cina. Namun demikian, dikatakan Stagflasi masih cukup jauh dialami oleh Indonesia.
Mengamati hal tersebut, Dr. Fitria Husnatarina, SE., M.Sc, Ak, CA, Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Palangka Raya sekaligus pengamat ekonomi mengatakan bahwa dugaan terjadinya stagflasi di Tiongkok, lebih kepada sebuah kekhawatiran terhadap pola perlambatan pertumbuhan ekonomi. Dan dugaan ini harus menjadi sebuah early warning.
“Tidak hanya bagi cina tapi juga bagi negara-negara lainnya,” bebernya kepada Tabengan, Sabtu (13/10).
Selanjutnya dikatakan Stagnasi terjadi karena aktivitas manufaktur yang stagnan dan konsumsi sumber energi yang melonjak. Namun kondisi sangat bisa dikelola dengan strategi yang relevan.
Di Indonesia sendiri, lanjut Fitria, Stagflasi masih tidak menjadi sebuah fokus kekhawatiran, karena Indonesia termasuk negara penghasil sumber daya alam. Kondisi ini justru menjadi peluang memperkuat kapasitas impor.
“Karena tentunya konteks filosofi lonjakan inflasi ini muncul karena ketidaktersediaan atau mulai langkanya barang atau bahan baku tertentu di pasar, sedangkan jumlah uang beredar konstan atau semakin banyak,” jelasnya.
Semakin mengerucut ke kondisi Provinsi Kalteng, Fitria kembali menegaskan bahwa kondisi Stagflasi, juga bukan sesuatu yang perlu dikhawatirkan.
Alasannya, sumber daya di Kalteng masih tercukupi dengan kapasitas ketersediaan bahan baku, produk dan jasa dalam kuantitas maupun kualitas yang linear dengan jumlah uang beredar.
“Lebih kepada implikasi praktis bagi Kalteng adalah bagaimana mensupport kapasitas upgrade dan update teknologi pengelolahan sumberdaya dan mulai memfokuskan pada sumber-sumber impor produk turunan dari sumberdaya mentah yang sebelumnya menjadi primadona,” imbuh mantan Ketua Ikatan Akuntansi Indonesia Kalteng tersebut.
“Justru saatnya mengambil momentum dari mulai bergerak bangkitnya perekonomian dunia, dengan berbagai turbulensinya menjadi poin penting juga untuk mencapai target pertumbuhan perekonomian yang diharapkan,” sambung Fitria.dsn