PALANGKA RAYA/Corong Nusantara– Di tengah kegembiraan putra-putri Kalimantan Tengah yang berhasil meraih 3 medali emas dan 1 perak dalam ajang Indonesia International Applied Science Project (I2ASPO) di BG Junction Surabaya, 10-15 Desember 2021, terkuak kisah suka dan duka di balik kesuksesan tersebut.
Bagaimana tidak miris, dukungan pemerintah dan pihak-pihak terkait sangat minim.
Hal itu diungkapkan 2 perwakilan orang tua dari peserta yang mempersembahkan keberhasilan dan penghargaan lomba Science tingkat dunia tersebut. PIhak terkait minim dukungannya. Kontingen ‘ilmuan muda’ SMAN2 Palangka Raya membiayai diri mereka sendiri.
Disebutkan, persiapan anak-anak kurang lebih 2-3 bulan mulai dari menentukan bahan-bahan hasil alam yang berkhasiat, mencari orang-orang sebagai sampel penurunan kadar gula darah, uji lab dan penyusunan laporan hasil penelitian.
“Untuk tim Putri Malu ‘Madu Kelulut’ The Benefit of Kelulut Honey Candy as an alternatif In reducing inflammation and Boosting immune. Persiapan yang mereka lakukan selama kurang lebih 2 bulan dari mulai uji lab, pembuatan permen dan penulisan abstrak,” ungkap salah satu orang tua peserta, saat dibincangi Tabengan melalui WhatsApp, Kamis (16/12).
Selain itu, terkait biaya akomodasi dan transportasi menggunakan biaya sendiri karena dari pihak sekolah, dan Pemprov Kalteng minim anggaran untuk kegiatan tersebut.
Harapan para orang tua, semoga pemerintah maupun Dinas Pendidikan mau membantu memfasilitasi biaya operasional jika lain kali ada event-event serupa.
“Karena anak-anak kami tidak hanya berdiri untuk nama pribadi, tetapi juga membawa nama daerah Kalteng, dan semoga melalui koran Tabengan ini pemerintah provinsi dan dinas terkait akan ada sedikit apresiasi reward bagi anak-anak kami yang sudah berjuang mengharumkan nama Kalteng. Trims,” keluhnya.
Serupa dengan itu, ditegaskan bahwa sebagai orang tua, jika ke depannya ada undangan dari luar negeri untuk berpartisipasi dalam kompetensi lanjutan, diharapkan pihak pemerintah bisa memfasilitasi biaya akomodasi dan transportasi siswa-siswi dan guru pendamping, agar kemampuan mereka untuk berkompetisi bisa lebih terasah lagi. Bukan hanya di tingkat nasional, tetapi juga bisa ke tingkat internasional dan para siswa ini bisa diterima di universitas negeri terbaik tanpa melalui seleksi lagi. dsn