Corong Nusantara – Adopsi cryptocurrency sebagai wahana investasi kini perlahan mulai mencuri perhatian masyarakat Indonesia.
Barang digital akan hadir, terutama setelah adanya dukungan regulasi dan transparansi dari Otoritas Perdagangan Indonesia.
Meskipun cryptocurrency masih belum diterima sebagai alat pembayaran, pembelian dan penjualan aset digital dalam perdagangan komoditas telah disahkan sejak 2019 di bawah pengawasan ketat dari Badan Pengatur Perdagangan Berjangka Komoditi (BAPPEBTI).
Keterbukaan ini berarti jumlah investor cryptocurrency di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya.
Menurut Kementerian Perdagangan Indonesia, dikutip cointelegraph.com, aktivitas perdagangan cryptocurrency menarik 11 juta orang pada tahun 2021, tetapi jumlah ini hanya menyumbang sekitar 4% dari total populasi investor Indonesia.
Namun dalam hal ini, menurut analisis Chain Analysis, Indonesia saat ini menempati urutan kelima di Asia Tenggara setelah Vietnam, Thailand, Filipina, dan Malaysia.
Pertumbuhan eksplosif jumlah investor kripto dan ekuitas juga sejalan dengan peningkatan kecepatan internet Indonesia yang akan mencapai 73,7% pada tahun 2021.
Karena faktor-faktor tersebut, tidak mengherankan jika Indonesia kini mulai menggebrak layanan pertukaran cryptocurrency sehingga menyebabkan ledakan jumlah investor.
CEO Binance Changpeng Zhao mengatakan: “Adopsi teknologi yang cepat dan potensi ekonomi yang kuat dapat menjadikan Indonesia salah satu pusat terkemuka untuk ekosistem blockchain dan cryptocurrency di Asia Tenggara.”
Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga mengatakan bahwa hingga saat ini, Bitcoin masih menjadi mata uang digital paling populer di kalangan masyarakat Indonesia.
Dimana Bitcoin (BTC) tumbuh dari sebelumnya $4,1 miliar, investor cryptocurrency kini telah melonjak menjadi $59,83 miliar.
Meningkatnya adopsi kriptografi untuk teknologi blockchain di nusantara benar-benar membuktikan bahwa Indonesia dapat bersaing dengan negara-negara besar lainnya sebagai negara yang ramah kripto.
