Corong Nusantara – Pengamat sekaligus Direktur Eksekutif Trias Politika Strategis (TPS) Agung Baskoro menyoroti fenomena kala Presiden Joko Widodo (Jokowi) berfoto atau selfie bersama Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
Pada Kamis (9/3/2023) lalu, Presiden Joko Widodo mengajak Prabowo Subianto dan Ganjar Pranono meninjau panen padi di sawah Desa Lajer, Kecamatan Ambal, Kabupaten Kebumen.
Belakangan, muncul wacana duet Prabowo dengan Ganjar sebagai calon presiden dan calon wakil presiden (capres-cawapres).
Agung menilai duet Prabowo-Ganjar atau sebaliknya sebagai capres dan cawapres ini berpeluang besar untuk terwujud.
Sebab, lanjut dia, jika melihat sejumlah hasil survei, keduanya memiliki elektabilitas yang tinggi yang disusul Anies Baswedan.
Sehingga, jika duet tersebut terwujud maka akan memudahkan memengankan kontestasi Pilpres 2024.
“Peluang besar karena peluang menang 1 putaran ketika hanya ada 2 pasang kandidat yang maju Pilpres. Karena sejauh ini hanya ada 3 nama teratas disurvei, Ganjar, Prabowo, dan Anies,” ucap Agung ketika dihubungi, Jumat (17/3/2023).
“Ketika Ganjar-Prabowo atau Prabowo-Ganjar berpasangan, praktis hanya Anies yang menjadi lawan terkuat,” lanjut dia.
Lebih jauh dia melihat bahwa mencuatnya wacana duet kedua pasangan ini lantaran elektabilitas Ganjar dan Prabowo pada sejumlah hasil survei lembaga kredibel.
Tak hanya itu, kedua sosok tersebut pun punya kedekatan dengan Presiden Jokowi.
Kemudian puncaknya, saat Presiden Jokowi bersama Prabowo dan Ganjar panen raya di Kebumen. Bahkan pada saat itu, ketiga tokoh berpengaruh itu sempat mengabadikan dengan selfie bersama.
Apalagi dalam momen tersebut, kata Agung, ada Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo. Namun Yasin Limpo tidak ikut selfie bersama Presiden Jokowi, Ganjar dan Prabowo.
“Artinya baik Prabowo maupun Ganjar adalah Orangnya Jokowi’,” kata Agung.
“Sehingga arahan memasangkan keduanya menjadi rasional dan realistis secara politis,” lanjut dia.
KIR Rentan Layu Sebelum Berkembang
Komitmen Gerindra dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) membentuk Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KIR) pun jadi tembok pembatas wacana tersebut menjadi kenyataan.
“Duet Prabowo-Ganjar atau Ganjar-Prabowo ini memunculkan dilema politik, karena secara institusional Prabowo sudah “mengikat” koalisi pra pilpres bersama PKB yang mengusung Cak Imin sebagai Capres/Cawapres,” kata Agung.
Di sisi lain, PKB ngotot mengusung ketua umumnya, Muhaimin Iskandar alias Cak Imin menjadi calon wakil presiden (cawapres) mendampingi Prabowo.
Namun dalam beberapa waktu lalu, Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Hashim Djojohadikusumo menyebut bahwa Cak Imin tak menjadi syarat mutlak cawapres bersama Prabowo.
Hashim juga sempat menyatakan bahwa Gerindra membuka peluang duet Prabowo-Ganjar, namun dengan syarat Ketua Umum Gerindra tersebut menjadi calon presiden, bukan calon wakil presiden.
Menyikapi hal tersebut, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar mengancam koalisi Gerindra-PKB akan bubar apabila Prabowo Subianto memilih Ganjar Pranowo sebagai pendamping di Pilpres 2024.
“Ya berarti koalisinya bubar dong, ya toh?” ujar Cak Imin saat ditemui di kantor DPP PKB, Jakarta Pusat, Kamis (16/3/2023).
Melihat dinamika tersebut, Agung beranggapan bahwa Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya berpotensi bubar sebelum bertarung di Pilpres.
“Artinya, Koalisi Indonesia Raya (KIR) rentan layu sebelum berkembang,” ucap Agung.
“Sehingga saat dwitunggal Prabowo-Ganjar atau Ganjar-Prabowo dimajukan otomatis membutuhkan partai tambahan dalam rangka memenuhi presidential threshold,” sambung dia.
Respons Gerindra usai Cak Imin Ancam Koalisi Bubar
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Habiburokhman menyampaikan bahwa penentuan capres dan cawapres dari koalisi kebangkitan Indonesia raya merupakan hak Prabowo dan Cak imin.
“Soal itu, soal penentuan (capres cawapres, Red), tentu merupakan domain Pak Prabowo dengan Gus Muhaimin Iskandar. Beliau berdua lah yang akan menentukan dan akan mengumumkan,” ujar Habiburokhman saat ditemui di Hotel Bidakara, Jakarta, Jumat (17/3/2023).
Ia menjelaskan bahwa partai Gerindra nantinya hanya mengikuti semua keputusan yang diambil kedua ketua umum parpol tersebut.
“Kalau kami ini, mengikuti saja. Kami sami’na waato’na. Berbagai masukan dan informasi tentu berdua paham dan elaborasi. Kita tunggu saja,” jelasnya.
Lebih lanjut, Anggota Komisi III DPR itu menyebut bahwa koalisi antara Gerindra dan PKB pun masih solid meskipun adanya wacana Prabowo Subianto diduetkan dengan Cak Imin.
“Ya. Insya Allah ini koalisi paling solid ya,” tukasnya.