“Pak, Uang Saku Kami Mana!”

Atlet Dayung Kalteng Minta Sumbangan di Jalan

 Atlet Ancam Berhenti Latihan.

– Sering Ikut PON Baru Kali Ini Ada Masalah.

– Uang Saku 5 Bulan Belum Dibayar.

– Sepatu Atlet Latihan Sudah Robek.

– Uang Sumbangan untuk Beli Bensin Pergi Latihan.

– Nutrisi danVitamin Jauh dari Apa yang Diinginkan.

– Anggaran Rp 10 miliar Ditunggu Cair.

PALANGKA RAYA/Corong Nusantara- Atlet dayung Kalimantan Tengah (Kalteng) yang dipersiapkan untuk mengikuti Pekan Olahraga Nasional (PON) XX, 2021 di Papua 2-15 Oktober, mengemis di jalan. Aksi ini dilakukan di lampu merah Jalan Yos Sudarso-MH Thamrin, Palangka Raya, Selasa (22/6).

Sambil membentangkan spanduk putih yang dibubuhi tulisan warna merah bertuliskan Cabor unggulan tapi uang saku 5 bulan belum dibayar di akhirnya dengan hastag PON, para atlet membawa 2 buah kardus untuk meminta sumbangan sukarela kepada pengguna jalan yang melintas di lokasi tersebut.

Mewakili rekan-rekannya, Polyansah mengatakan, aksi itu dilakukan karena sampai sekarang masih belum menerima apa yang menjadi hak mereka, uang saku. Lebih miris lagi, sepatu latihan yang digunakan para atlet  ada yang sudah robek, namun tetap dipakai karena hanya ada satu-satunya.

“Aksi ini kami lakukan karena kami belum dikasih uang saku selama Pelatda 5 bulan. Kasihan teman-teman yang memang belum punya pekerjaan dan harganya di atlet saja.  Dari tanggal 2 Februari sampai sekarang kami belum menerima apa yang menjadi hak kami,” kata Polyansah.

Rencananya uang yang didapat melalui sumbangan ini digunakan membeli bahan bakar sepeda motor untuk keperluan berangkat maupun pulang latihan. Pihaknya pun sudah mencoba menanyakan kepada pelatih maupun pengurus dayung, namun jawaban yang didapat semua masih dalam tahap proses dan diminta bersabar. Bahkan, sampai sekarang belum diketahui berapa besaran uang saku yang akan diterima.

Ditambahkan A Gunawan, ideal waktu persiapan hanya 3 bulan lagi menuju PON XX, namun hingga kini uang saku yang menjadi hak atlet tidak kunjung diberikan. Ditambah lagi porsi makan seadanya dengan nutrisi dan vitamin jauh dari apa yang diinginkan. Standar atlet harusnya banyak vitamin, susu, sayuran dan daging.

“Memang sih sabar, cuman ada batas waktunya juga, kami kan mewakili nama Kalteng untuk kebanggaan nama Kalteng, masa kami kami ibaratkan seperti ini, tidak ada perhatian. Berangkat kegiatan latihan dan pulang kami pakai dana sendiri, makan pun seadanya, gimana mau prestasi,” pungkas atlet yang pernah masuk Pelatnas ini.

Dari setiap PON yang sudah diikutinya, para atlet mengaku baru kali ini mengalami hal seperti ini. Pihaknya pun sudah memikirkan untuk berhenti latihan sementara, apabila hak mereka belum juga diberikan, karena dalam situasi saat ini atlet tidak bisa latihan secara maksimal. Selama ini sudah menjalani kewajibannya menjalani latihan 3 kali sehari.

Ketua Umum Pengurus Provinsi (Pengprov) Persatuan Olahraga Dayung Seluruh Indonesia (PODSI) Kalteng Eddy Karusman menyampaikan, Pengprov selama ini sudah berusaha maksimal, walaupun pada akhirnya ada kejadian para atlet turun ke jalan meminta sumbangan, pihaknya tidak bisa menghalangi.

“Selama ini kami sudah berusaha dengan mengakomodir secara maksimal seperti untuk makan,  hal yang tidak mengganggu mereka latihan. Kalau uang saku kan kaitannya dengan anggaran, saya sudah komunikasi juga dengan KONI. Artinya sekarang itu semua menunggu anggaran,” kata Eddy.

Menurut Eddy, semua harapkan anggaran cepat turun, namun perlu juga dipahami bahwa kondisi saat ini berbeda dengan beberapa tahun lalu. Sekarang sedang terjadi pandemi Covid-19, pemerintah bekerja keras melakukan pencegahan, tentu semua itu memerlukan anggaran.

Sebagai Pengprov menjalankan tanggung jawabnya dengan mengakomodir semampunya kebutuhan para atlet selama menjalani Pelatda. Selama ini mencari dana talangan, namun hanya untuk kepentingan konsumsi dan kebutuhan lainnya.

Sementara untuk uang saku atlet, menunggu dari pemerintah melalui hibah ke Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI). Begitu juga dengan kebutuhan terhadap peralatan, Pengprov dengan semampunya memperbaiki peralatan yang ada. Kalau untuk pengadaan alat sudah masuk dalam anggaran hibah ke KONI.

Penanggung jawab konsumsi atlet dayung, Merry Anita menambahkan, untuk menu makanan, mereka konsultasi dengan ahli gizi, memang harus lebih banyak daging, tapi dengan anggaran yang tersedia tidak mungkin mampu. Namun, bagaimana caranya mengelola anggaran yang ada untuk berusaha memenuhi standar yang cukup.

“Tapi yang pasti menu yang kami susun itu berdasarkan anggaran yang tersedia, selebihnya memang adalah PODSI membantu. Tidak mungkin anggaran yang ada bisa memenuhi gizi atlet, menu tiap hari beda-beda sesuaikan dengan maksimal sesuai dengan anggaran yang ada,” kata Merry yang juga Bendahara Umum Pengprov PODSI Kalteng.

Sekretaris Umum KONI Provinsi Kalteng H Elbadi Fardian menyampaikan, informasi yang didapat dari Badan Keuangan dan Dispora Provinsi Kalteng bahwa anggaran hibah KONI baru akan dicarikan pada triwulan ketiga, berarti Juli baru pencairan anggaran. Anggaran hibah untuk KONI Rp10 miliar untuk Persiapan Pelatprov, peralatan, berangkat dan pulang kontingen.

“Harus diakui itu memang hak mereka para atlet, sebagai cabor yang diunggulkan kemudian meluapkan kekecewaan dan itu sesuatu hal yang wajar. Namun, filosofinya untuk mencapai sesuatu yang hebat itu halangannya pasti ada,” kata pria yang biasa dipanggil Doddy ini.

Dari KONI melalui Satgas Pelatprov sudah beberapa kali menalangi anggaran untuk memenuhi kebutuhan cabor dayung. Ini merupakan kebijakan dari ketua umum, namun kemungkinan nilai talangan itu tidak bisa mengakomodasi semua kebutuhan atlet.

KONI Kalteng sudah mengirimkan surat permohonan untuk paparan ke Gubernur Kalteng, supaya bisa menjelaskan semuanya. Selama ini bukan tidak ada komunikasi, hanya saja memang gubernur kemungkinan mencari waktu yang tepat supaya tidak ada lagi hal yang ditanyakan dan sudah jelas pada saat paparan.

Ditambahkan Wakil Ketua Umum III, H Hasanudin Noor, memang kondisi saat  ini terkendala dengan Covid-19. Bukan berarti tanpa berusaha. KONI juga intens berkomunikasi dengan pihak pemerintah berkaitan dengan kebutuhan anggaran dan kemungkinan direalisasikan pada triwulan ketiga.

“Bendahara KONI dan pemerintah intens komunikasi. Memang situasi saat ini menyulitkan sebab harus berjuang melawan wabah Corona. Semua bersabar dan triwulan ketiga kita berharap bersama anggaran sudah cair,” imbuh Hasanudin.

Wakil Ketua Umum VII M Rasad Samuel menambahkan, koordinasi Pengprov dan KONI jalan terus, yang penting saat ini latihan  tetap jalan. Memang ada yang belum terpenuhi seperti uang saku, namun makan maupun tempat tinggalnya bisa ditangani sementara dengan Pengprovnya.

“Pada prinsipnya sementara bersabar saja karena KONI juga mengharapkan anggaran APBD.  Tetap menghargai cabor unggulan memang selama ini banyak mendulang itu dayung. KONI meminta pelatih dan atletnya bersabar,” timpal Rasad. yml

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *