PALANGKA RAYA/Corong Nusantara– Vaksin Covid-19 secara resmi akan disuntikkan, Rabu (13/1). Presiden Republik Indonesia Joko Widodo menjadi orang pertama yang divaksin, dan disiarkan langsung melalui televisi. Selanjutnya di provinsi, termasuk Kalimantan Tengah akan menyuntikkan vaksin, Kamis (14/1).
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalteng dr Suyuti Syamsul menyampaikan, penyuntikan pertama akan dilakukan secara seremonial di halaman Kantor Gubernur mulai pukul 08.00 WIB. Sepuluh orang pertama yang disuntik vaksin berasal dari unsur pemerintah, TNI, Polri, tokoh masyarakat dan perwakilan tenaga kesehatan.
“Sudah ada izin penggunaan darurat atau otorisasi penggunaan darurat dari Badan POM. Itu berarti kita sudah bisa menggunakannya, karena secara teknis sudah dianggap aman, efikasinya juga 65 persen. Artinya setelah suntik nanti akan mengurangi penyakit 65 persen,” kata Suyuti, Selasa (12/1).
Suyuti menyebutkan, 10 orang yang akan disuntik vaksin: Gubernur dan Wakil Gubernur, Ketua DPRD, Kapolda, Danrem, Ketua MUI, Kepala BPOM, Ketua IDI, Kadinkes Kalteng dan Direktur RSUD dr Doris Sylvanus. Namun, tidak serta merta langsung disuntik, tapi melalui tahapan screening terlebih dahulu dan harus memenuhi syarat untuk disuntik vaksin.
Bagi mereka yang tidak memenuhi persyaratan untuk divaksin, sesuai dengan daftar 16 kontra indikasi yang ada di buku petunjuk dari Kemenkes, maka tidak akan disuntikkan vaksinnya. Antara lain usia di atas 59 tidak disarankan karena khawatir tidak tebentuk antibodinya, begitu juga usia di bawah 18 tahun tidak diperkenankan.
Hanya 2 Daerah di Kalteng
Sementara itu, berdasarkan arahan Kemenkes melalui surat yang dikirimkan ke seluruh provinsi, meminta agar vaksin diberikan di daerah yang menjadi ibu kota provinsi dan daerah yang berbatasan langsung dengan ibu kota provinsi.
Suyuti yang juga Wakil Ketua Harian Satgas Covid-19 Kalteng menerangkan, sesuai arahan Kemenkes, penyuntikan vaksin serentak dimulai 14 Januari, pada tahap I termin 1 dimulai di ibu kota provinsi dan kabupaten yang berbatasan langsung dengan ibu kota provinsi. Khusus untuk Kalteng, dua daerah yang akan mengadakan penyuntikan, Kota Palangka Raya dan Kabupaten Pulang Pisau.
“Jadi suratnya itu datang setelah semua vaksin kami distribusikan ke daerah. Kan tidak mungkin kami tarik vaksin itu lagi, tapi kami minta daerah tetap menyimpan, namun statusnya vaksin tersebut milik provinsi,” imbuh Suyuti.
Sementara kabupaten lain dijadwalkan melaksanakan penyuntikan di tahap I termin 2 tepatnya pada Februari. Hal ini terkait dengan ketersediaan vaksin karena 1 orang itu harus diberikan 2 kali suntikan dengan jeda waktu 1 bulan, sementara kontinuitas vaksin belum diketahui sehingga difokuskan dulu yang ada. Apabila nanti kurang, maka vaksin dari daerah lain akan ditarik kembali untuk mencukupi kekurangan.
Halal dan Bersertifikat MUI
Terpisah, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kalteng H Khairil Anwar, salah satu tokoh yang akan menjadi penerima vaksin pertama Sinovac di Bumi Tambun Bungai mengaku sudah siap untuk divaksin. Namun, pada tanggal yang sama sedang berada di Lampung.
“Jadi tanggal 14 itu saya tidak bisa ikut, tapi saya minta tahap kedua, ternyata tidak bisa,” kata Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palangka Raya ini.
Dia sudah berkoordinasi dengan jajaran pengurus MUI Kalteng lainnya, siapa yang akan mengganti posisinya untuk divaksin pertama. Padahal, secara pribadi, ia memang sudah mempersiapkan diri jauh-jauh hari untuk bisa divaksin. Apalagi vaksin sama dengan memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan, untuk mencegah diri sendiri dan orang lain dari virus Corona serta memutus mata rantai penyebaran.
“MUI sudah menyatakan halal dan sudah ada kethoyyibannya yakni aman, manjur dan baik dari BPOM. Maka sama posisinya dengan memakai masker, sama-sama ingin menghindari kemudaratan dan sama-sama tidak ingin menyebarkan kemudaratan,” imbuhnya.
Bahkan, dalam hadis Nabi dan dianjurkan Nabi, yang artinya “Janganlah kita menyakiti diri sendiri atau dimudaratkan oleh diri kita atau dimudaratkan oleh orang lain.”
Jadi, lanjut Khairil, kalau mengikuti hadis Nabi dan anjuran pemerintah memakai masker dengan baik, maka berpahala. Begitu juga dengan vaksin.
Untuk itu ia meminta masyarakat ikut berpartisipasi dalam pelaksanaan vaksinasi Covid-19. Sebab, vaksinasi salah satu cara untuk mengatasi pandemi yang belum berakhir ini.
Pemerintah menyatakan vaksin Covid-19 buatan Sinovac yang akan digunakan di Indonesia dipastikan aman dan telah lolos uji sesuai ketentuan dari organisasi kesehatan dunia. Selain itu, telah mendapatkan izin penggunaan darurat dari BPOM untuk menjamin keamanan dan kualitasnya serta sertifikat halal resmi dari MUI. yml