Daerah  

Apresiasi Inovasi One Day One Teacher One Student

**Murid SLB 7 Ribu dan 24 Sekolah

PALANGKA RAYA/Corong Nusantara– Dinas Pendidikan Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) mengapresiasi terobosan yang dibuat Sekolah Luar Biasa (SLB) di masa pandemi Covid-19, sehingga tetap bisa memberikan ilmu secara maksimal kepada para muridnya.

Kepala Dinas Pendidikan Kalteng Mofit Saptono mengemukakan, SLB memiliki pola khusus dalam memberikan ilmu kepada para muridnya di masa pandemi ini dengan melakukan terobosan one day one teacher one student.

“Kan tidak mungkin sekolah secara daring sama seperti SMA dan SMK, namanya juga SLB muridnya anak-anak berkebutuhan khusus. Coba bayangkan gimana mau daring dengan anak tunanetra dan tunarungu? Bagaimana mau daring dengan anak yang autis pada level tertentu, kan sulit?” kata Mofit, Rabu (06/01/2021).

Pola yang dilakukan oleh SLB ini, menerima siswa untuk sekolah setiap hari tetapi satu guru dengan mata pelajarannya masing-masing mengajar hanya satu murid dan setiap hari muridnya berganti-ganti. Selain itu, bisa juga melakukan guru kunjung. Mendatangi siswa ke rumahnya satu per satu. Namun, pola itu tidak dilakukan bagi guru, murid dan anggota keluarganya terpapar Covid-19.

Total murid SLB di Kalteng kurang lebih 7 ribu orang dengan jumlah sekolah sebanyak 24 SLB di Kalteng. Menurut Motif, inovasi memang dibutuhkan dalam masa seperti sekarang ini sehingga para murid tetap mendapatkan pelajaran.

Sementara itu, terkait dengan pembelajaran yang dilakukan secara daring, Mofit mengaku cukup berjalan efektif. Setiap 3 bulan sekali para kepala sekolah melaporkan kegiatan pembelajaran daring  disertai dengan bukti-buktinya seperti daftar hadir, tugas yang dikerjakan murid, materi pelajaran dan foto pada saat kegiatan.

Namun, Disdik tidak begitu saja percaya laporan tersebut sehingga dengan anggaran yang ada di masing-masing bidang melakukan pengawasan secara langsung ke sekolah-sekolah, untuk mengecek kebenaran laporan dari para kepala sekolah. Mofit menilai pelajaran secara daring ini keberhasilannya memang tidak 100 persen.

“Boleh dong kami sedikit sombong, kepala sekolah itu setiap 3 bulan memberikan laporan kepada kami tentang pelaksanaan sekolah secara daring bersama bukti autentiknya. Kalau saya bicara 100 persen berhasil saya katakan tidak. Bagaimanapun guru itu tidak tergantikan dengan pembelajaran tatap muka langsung,” imbuh Mofit.

Menurut Mofit, sekolah daring ini ada manfaatnya bisa menghemat biaya bagi yang jarak tempuh sekolahnya jauh. Sekolah tidak ada hambatan dengan sinyal bisa melaksanakan kegiatan belajar mengajar secara daring, jangan sampai mereka tidak melaksanakannya.

Berbeda dengan daerah yang tidak ada sinyal melakukan modifikasi pelajaran jarak jauh.  Saat ini, semua diminta tetap menguatkan hati menjalani ini semua, karena pandemi masih belum berakhir. yml

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *