Corong Nusantara – Pj Gubernur Banten Al Muktabar mengatakan Pemprov Banten sudah melakukan beberapa berupaya terkait 62 persen lulusan SMP tidak diterima di SMA/SMK negeri.
Berdasarkan data dapodik jumlah siswa lulusan SMP sederajat tahun 2022 di Banten, lebih kurang ada sekitar 229.000 siswa.
Sementara daya tampungnya, untuk SMA/SMK negeri itu lebih kurang 86.000 siswa.
“Salah satu upaya kita, kita sudah menggalang pola-pola pembelajaran seperti dengan basis digitalisasi,” ujarnya awak media saat di depan kantornya, Jumat (15/7/2022).
Menurutnya, pola pembelajaran dengan menggunakan platform digital tersebut, merupakan upaya yang sedang digalakan oleh Pemprov Banten.
Mengingat bahwa saat ini, tingkat partisipasi sekolah di Banten masih mencapai 68 % .
Untuk bisa meningkatkan capaian itu, berbagai upaya terus dilakukan, salah satunya dengan pendidikan berbasis digitalisasi tersebut.
Meskipun saat ini rencana penerapan Sekolah Metavers belum disetujui oleh pemerintah pusat, namun Pemprov Banten tetap akan melaksanakan uji coba di 14 sekolah, dengan menggunakan basis digitalisasi.
Di mana pendidikan berbasis digitalisasi itu sendiri, mekanismenya hampir mirip dengan penerapan Sekolah Metavers.
“Selain itu, ada juga pilihan lain. Kan bisa (sekolah,-red) di swasta, banyak juga yang bagus,” katanya.
Menurutnya, untuk meringankan permasalahan mengenai jumlah siswa yang belum bisa mendapatkan sekolah gratis, pihaknya mengarahkan para calon siswa untuk masuk ke sekolah-sekolah swasta.
Bahkan diakuinya, pihaknya juga telah mengajak sejumlah pihak pengelola sekolah swasta, supaya bisa mengembangkan sekolah berbasis digitalisasi.
“Saya sudah mengajak mereka untuk mengembangkan platform digital, tentukan nanti akan lebih murah kalau pakai platfom digital,” katanya.
Menurutnya, hal itu dilakukan supaya bisa meringankan para calon siswa, yang tidak lolos sekolah negeri.
Namun tetap bisa melanjutkan pendidikan ditingkat SMA/SMK dengan biaya pendidikan yang murah.
“Lalu sekolah agama juga besar gitu ya, Nah nanti ke depan kalau platform ini sudah jalan secara baik, di sekolah agama kita berharap yang santri salafi dia bisa dapat dua ijazah,” kata Al Muktabar.
Selain ijazah santri salafi, mereka juga bisa mendapatkan ijazah sekolah umum tingkat SMA/SMK.
“Jadi sebenarnya ini banyak menyelesaikan satu keadaan,” ungkapnya.
Diakuinya, untuk bisa mewujudkan pendidikan berbasis digitalisasi ini.
Tentu pihaknya akan terus melakukan upaya, dengan mensosialisasikan program itu kepada masyarakat.
“Secepatnya kita terus bergulir, dalam proses pembelajaran itu saya akan intens melihat dan memperkuat platform digital itu, untuk kita yakin bersama dengan swasta menggiatkan ini ke depan,” ungkapnya.