Corong Nusantara – Pemerintah Ukraina telah menyelesaikan proses evakuasi warga sipil yang terdiri dari anak-anak dan perempuan dari pabrik baja Azovstal di Mariupol setelah pasukan Rusia menyerang Mariupol.
Berita itu dilaporkan oleh Wakil Perdana Menteri Ukraina Iryna Vereshchuk.
Pemerintah Rusia mengatakan pekerjaan untuk mengevakuasi warga sipil dari fasilitas Azovstal telah selesai. Kementerian Pertahanan Rusia telah mengumumkan bahwa evakuasi warga sipil dari pabrik baja Azovstal di Mariupol telah selesai.
Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan dalam sebuah posting online bahwa 51 orang, termasuk 18 pria, 22 wanita dan 11 anak-anak, diselamatkan setelah operasi evakuasi tiga hari dimulai.
Apalagi pada hari Sabtu, hanya satu orang yang dievakuasi.
Pada saat yang sama, pemerintah Ukraina telah mendesak MSF untuk mengevakuasi tempat perlindungan terakhirnya dari kota pelabuhan Mariupol yang hancur.
Panggil Médecins Sans Frontières untuk mengevakuasi pembela Mariupol dan Azovstal dan mengatur misi untuk memberikan perawatan medis kepada orang-orang yang terluka yang hak asasi manusianya telah dilanggar oleh Rusia. Federasi,” kata pemerintah Ukraina dalam pernyataan berbahasa Inggris yang dikutip oleh al-Jazeera.
Mereka mengatakan bahwa mereka sangat membutuhkan obat-obatan, air dan makanan, dan banyak tentara Ukraina yang terluka meninggal karena herpes labialis dan sepsis.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan lebih dari 300 orang diselamatkan dari pabrik baja Azov. Dia mengatakan lebih dari 300 warga sipil diselamatkan dari pabrik baja Azovstal di Mariupol.
Zelensky mengatakan dalam pidato larut malam bahwa pihak berwenang Ukraina akan fokus pada evakuasi tahap kedua untuk menyelamatkan yang terluka dan paramedis dan bekerja di saluran kemanusiaan untuk semua penduduk Mariupol dan pemukiman sekitarnya.
Dia juga mengatakan bahwa Kyiv berusaha untuk menegosiasikan penarikan pasukan Ukraina dari pabrik baja, tetapi “sangat sulit”.
Sekitar 2.000 warga sipil juga saat ini dipenjara di Kota Popasna.
Namun koresponden Al Jazeera Charles Stratford mengatakan upaya untuk mengevakuasi warga sipil yang terperangkap di kota Popasna yang terkepung di Ukraina timur ditunda karena terlalu berisiko.